MAKALAH FISIKA
MOMENTUM , FLUIDA , DAN TERMODINAMIKA
Oleh :
Adrian Setyo Pangestu (02)
XI TKJ B
DAFTAR ISI
Daftar isi--------------------------------------------------------------------------------------- 2
I. MOMENTUM------------------------------------------------------------------------------- 3
TUMBUKAN--------------------------------------------------------------------------- 6
II. FLUIDA------------------------------------------------------------------------------------ 11
PARADOKS HIDROSTATIS--------------------------------------------------------- 12
HUKUM ARCHIMEDES-------------------------------------------------------------- 12
HUKUM PASCAL --------------------------------------------------------------------- 12
KAPILARITAS------------------------------------------------------------------------- 13
III.
TERMODINAMIKA--------------------------------------------------------------------- 14
DAFTAR
PUSTAKA------------------------------------------------------------------------- 16
I. MOMENTUM
A. Pengertian Momentum.
Momentum suatu benda adalah hasil kali
massa dan kecepatan.
Dirumuskan
dengan persamaan:
p = m.v m = massa ( kg)
v = kecepatan ( m/s )
p = momentum ( kg.m/s )
Momentum juga disebut jumlah gerak.
Momentum adalah besaran vector. Momentum
45 kgm/s ke utara berbeda dengan momentum 45 kgm/s ke selatan, walaupun nilai
keduanya sama. Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vector. Misal
momentum p1 dan p2 membentuk sudut α , maka resultan/ jumlah kedua momentum
tersebut dapayt dituliskan dengan persamaan :
p1 p p2
α
–––––––––––––––––––––––––––––––
p
= √ p12 + p22 + 2 p1 p2 cos α
B. Pengetian Impuls.
Impuls adalah hasil kali antara gaya
yang bekerja dan selang waktu gaya itu bekerja. Impuls juga sering disebut
pukulan.
Dirumuskan
dengan persamaan :
I = F. ∆t F = gaya ( N )
∆t = selang waktu ( s )
I = Impuls ( Ns )
Impuls merupakan besaran vector.
C. Hubungan antara imupls dan momentum.
Sebuah benda massa m mula-mula bergerak
dengan kecepatan v1, kemudian dipukul dengan gaya F hingga kecepatannya menjadi
v2
Sesuai dengan hukum II Newton:
I
= F. ∆t , karena
v2
– v1
F
= m.a dan a = –––––––––––, maka :
∆t
v2
– v1
I
= m.–––––– . ∆t
∆t
I
= m (v2 – v1 ) –––––> I = m v2 – m v1 atau I = p2 – p1
Dapat juga dituls I = ∆p ( Impuls
merupakan perubahan momentum benda )
Contoh Soal
Sebuah benda massa 5 kg bergerak dengan
kecepatan 10m/s. Hitunglah momentum yang dimiliki benda!
Penyelesian : Diketahui : m = 5 kg; v =
10 m/s
Ditanya : p = …?
Jaab : p = m.v = 5.10 = 50 kgm/s
Sebuah benda mula-mula bergerak ke utara
dengan kecepatan 6 m/s, kemudian berbelok ke barat dengan kecepatan 8 m/s.
Apabila massa benda 50 kg, berpakah momentum total yang dimiliki benda ?
Penyelesaian : Diketahui : v1 = 6 m/s;
v2 = 8 m/s; m = 5 kg
Ditanya : p = …?
Jawab : p1 = m. v1 = 50.6 = 300 kgm/s
p1
p
P2 P2 = m. v2 =
50.8 = 400 kgm/s
p = √ p12 + p22 = √ 3002 + 4002 = 500
kgm/s
Sebuah gaya 25 N bekerja pada sebuah
benda dalam selang waktu 0,2 sekon. Hitunglah impuls yang dikerjakan gaya
tersebut pada benda
Penyelesaian : Diketahui : F = 25 N; ∆t
= 0,2 s
Ditanya : I = …?
Jawab : I = F. ∆t = 25. 0,2 = 5 Ns
Sebuah bola massanya 50 gram dilempar
dengan kecepatan 10 m/s, kemudian dipukul dengan gaya F hingga kecepatannya 20
m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula.
Hitunglah impuls yang dikerjakan oleh
gaya tersebut!
Jika besarnya gaya F = 150 N, berapa
lama pemukul menyentuh bola?
Penyelesaian : Diketahui : m = 50 gram =
50.10–3 kg; v1 = – 10 m/s;
v2 = 20 m/s
Ditanya : a. I = …?
b. Jika F = 150 N –––> ∆t = …?
Jawab : a. I = m.( v2 – v1 ) = 50.10–3
[20 – (-10)]
= 50.10–3. 30 = 1500.10–3 = 1,5 Ns
b. I = F. ∆t ––––> 1,5 = 150. ∆t
–––> ∆t = 0,01 s
D. Hukum Kekekalan Momentum dan
Tumbukan.
“Jumlah momentum suatu sistem sebelum
dan sesudah tumbukan akan selalu tetap”
Pernyataan di atas disebut hukum
kekekalan momentum dan ditulis dengan persamaan:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’ m1 =
massa benda 1
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan
v1’ = kecepatan benda 1 sesudah tumbukan
v2’ = kecepatan benda 2 sesudah tumbukan
TUMBUKAN
a. Tumbukan lenting sempurna (elastis
sempurna)
Tumbukan lenting sempurna yaitu tumbukan
dimana tidak ada energi kinetik yang hilang dari sistem. Dalam tumbukan ini
berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik.
Dalam hal ini berlaku persamaan :
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
……………………….(1) dan
½ m1.v12 + ½ m2.v22 = ½ m1.(v1’)2 + ½
m2.(v2’)2 ……..(2)
Dengan membagi persamaan (2) dengan
persamaan (1), maka akan didapatkan
persamaan : v1 + v1’ = v2 + v2’
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Pada
tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda bergabung
menjadi satu dan bergerak bersama-sama. Dengan demikian, maka kecepatan kedua
benda setelah bertumbukan adalah sama.: v1’ = v2’ = v’
Pada
tumbukan ini persamaan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sbb:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’, karena
v1’ = v2’ = v’, maka
m1.v1 + m2.v2 = m1.v’ + m2.v’
atau dapat juga ditulis :
m1.v1 + m2.v2 = (m1 + m2).v’
v’ = kecepatan benda setelah tumbukan (
m/s )
Contoh Soal
1. Seorang penembak memegang sebuah
senapan 3 kg dengan bebas sehingga membiarkan senapan bergerak secara bebas
ketika menembakkan sebutir peluru bermassa 5 gram. Peluru itu keluar dari
moncong senapan dengan kecepatan horisontal 300 m/s. Berapa kecepatan hentakan
senapan ketika peluru ditembakkan?
Penyelesaian :
Diketahui : Benda 1 (senapan) m1 = 3 kg;
v1 = 0
Benda 2 (peluru ) m2 = 5 g ; v2 = 0 ;
v2’ = 300 m/s.
Ditanya : v1’ = …?
Jawab :Gunakanlah hukum kekekalan
momentum!
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
3.0 + 5.10–3.0 = 3. v1’ + 5.10–3. 300
0 = 3. v1’ + 1,5
–3. v1’ = 1,5 –––––––––> v1’ = 1,5/–3
= –0,5 m/s
2. Dua nelayan sedang berada di perahu
yang bergerak dengan kecepatan 2 m/s. Massa perahu 200 kg dan massa tiap
nelayan 50 kg. Berapa kecepatan perah sesaat sesudah :
a. Seorang nelayan terjatuh
b. Seorang nelayan melompat dari perahu
dengan kecepatan 4 m/s searah dengan gerak perahu
c. Seorang nelayan melompat dari perahu
dengan kecepatan 4 m/s berlawanan arah dengan gerak perahu
Penyelesaian :
Diketahui : m1 = massa perahu + massa
satu orang
= 200 + 50 = 250 kg
m2 = massa satu orang = 50 kg
v1 = v2 = v = 2 m/s;
Ditanya : a. v1’ = …? Jika v2’ = 0
b. v1’ = …? Jika v2’ = 4 m/s
c. v1’ = …? Jika v2’ = – 4 m/s
Jawab : Gunakanlah hokum kekekalan
momentum
a. m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
250.2 + 50.2 = 250. v1’ + 50. 0
500 + 100 = 250. v1’ + 0
250. v1’ = 600 –––––––––> v1’ =
600/250 = 2,4 m/s
b. m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
250.2 + 50.2 = 250. v1’ + 50. 4
500 + 100 = 250. v1’ + 200
250. v1’ = 400 –––––––––> v1’ =
400/250 = 1,6 m/s
c. m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
250.2 + 50.2 = 250. v1’ + 50.(– 4)
500 + 100 = 250. v1’ – 200
250. v1’ = 800 –––––––––> v1’ =
800/250 = 3,2 m/s
3. Sebuah bola dengan massa 40 gram
bergerak ke kanan dengan kelajuan 30 m/s menumbuk bola lain yang massanya 80
gram yang mula-mulla diam. Jika tumbukan lenting sempurna, berapakah kecepatan
masing-masing bola setelah tumbukan?
Penyelesaian :
Diketahui : m1 = 40 gram; m2 = 80 gram;
v1 = 30 m/s; v2 = 0
Ditanya : v1’ = …? dan v2’ = …?
(tumbukan lenting sempurna)
Jawab : Gunakanlah persamaan : v1 + v1’
= v2 + v2’
30 + v1’ = 0 + v2’ –––> v2’ = 30 +
v1’
Hukum kekekalan momentum:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
40.30 + 80.0 = 40. v1’ + 80.( 30 + v1’)
1200 + 0 = 40. v1’ + 2400 + 80.v1’
1200 – 2400 = 120. v1’
–1200 = 120. v1’ ––––––> v1’ =
–1200/120 = –10 m/s
Dari hasil v1’ = –10 m/s, maka v2’ = 30
+ (–10) ––––> v2’ = 20 m/s
Tanda (–) menandakan bahwa arah
kecepatan berlawanan arah dengan arah semula
4. Dua buah bola masing-masing massanya
2 kg dan 4 kg bergerak saling mendekati dengan kecepatan masing-masing 4 m/s
dan 0,5 m/s, hingga saling bertumbukan. JIka tunbukan tidak lenting sama
sekali, hitunglah kecepatan kedua bola setelah bertumbukan!
Penyelesaian :
Diketahui : m1 = 2 kg; m2 = 4 kg;
v1 = 4 m/s; v2 = –0,5 m/s
Ditanya : v1’ = …? dan v2’ = …?
(tumbukan tidak lenting sama sekali)
Jawab : Gunakanlah persamaan : v1’ = v2’
= v’
Hukum kekekalan momentum:
m1.v1 + m2.v2 = m1.v1’ + m2.v2’
2. 4 + 4.(–0,5) = 2. v’ + 4.v’
8 – 2 = 6. v’ ––––––> 6. v’ = 6
––––> v’ =6/6 = 1 m/s
Jadi kecepatan kedua benda setelah
tumbukan adalah 1 m/s.
ENIS-JENIS TUMBUKAN
Ketika
benda bergerak, maka tentu saja benda memiliki kecepatan. Karena benda tersebut
mempunyai kecepatan (dan massa), maka benda itu pasti memiliki momentum (p =
mv) dan juga Energi Kinetik (EK = ½ mv2).
Secara
umum terdapat beberapa jenis tumbukan, antara lain Tumbukan lenting sempurna,
Tumbukan lenting sebagian dan Tumbukan tidak lenting sama sekali.
TUMBUKAN LENTING SEMPURNA
Tumbukan
lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukan
Tumbukan lenting sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum
tumbukan = momentum dan energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada
tumbukan lenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik.
Hukum
Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada peristiwa
tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama,
baik sebelum maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku
pada Tumbukan lenting sempurna karena selama tumbukan tidak ada energi yang
hilang. Untuk memahami konsep ini, coba jawab pertanyaan gurumuda berikut ini.
Ketika dua bola billiard atau dua kelereng bertumbukan, apakah anda mendengar
bunyi yang diakibatkan oleh tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda motor
bertabrakan, apakah ada bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi dan juga panas
yang muncul akibat benturan antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk
energi. Jadi ketika dua benda bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas,
maka ada energi yang hilang selama proses tumbukan tersebut. Sebagian Energi
Kinetik berubah menjadi energi panas dan energi bunyi. Dengan kata lain, total
energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan total energi kinetik setelah
tumbukan.
Benda-benda
yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi, panas atau
bentuk energi lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang
hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada
peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Apakah
tumbukan lenting sempurna dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari ?
Tidak…. Tumbukan lenting sempurna merupakan sesuatu yang sulit kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan
bunyi yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang
mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara dua bola elastis, seperti
bola billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak
kekal tapi energi total selalu kekal. Lalu apa contoh Tumbukan lenting sempurna
? contoh jenis tumbukan ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang karena
terjadi pada tingkat atom, yakni tumbukan antara atom-atom dan molekul-molekul.
Dua
benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan
kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu
bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa
kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai
dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda
negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki
momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi
Kinetik kedua benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan
Momentum dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan
:
m1
= massa benda 1, m2 = massa benda 2
v1
= kecepatan benda sebelum tumbukan dan v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v’1
= kecepatan benda Setelah tumbukan, v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan Jika dinyatakan dalam
momentum,
m1v1
= momentum benda 1 sebelum tumbukan, m1v’1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2
= momentum benda 2 sebelum tumbukan, m2v’2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN
Pada
tumbukan lenting sebagian, Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku karena
ada perubahan energi kinetik terjadi ketika pada saat tumbukan. Perubahan
energi kinetik bisa berarti terjadi pengurangan Energi Kinetik atau penambahan
energi kinetik. Pengurangan energi kinetik terjadi ketika sebagian energi
kinetik awal diubah menjadi energi lain, seperti energi panas, energi bunyi dan
energi potensial. Hal ini yang membuat total energi kinetik akhir lebih kecil
dari total energi kinetik awal. Kebanyakan tumbukan yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari termasuk dalam jenis ini, di mana total energi kinetik
akhir lebih kecil dari total energi kinetik awal. Tumbukan antara kelereng,
tabrakan antara dua kendaraan, bola yang dipantulkan ke lantai dan lenting ke
udara, dll.
Sebaliknya, energi
kinetik akhir total juga bisa bertambah setelah terjadi tumbukan. Hal ini
terjadi ketika energi potensial (misalnya energi kimia atau nuklir) dilepaskan.
Contoh untuk kasus ini adalah peristiwa ledakan.
Bagaimana dengan Hukum
Kekekalan Momentum ? Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku pada peristiwa
tumbukan lenting sebagian, dengan anggapan bahwa tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda-benda yang bertumbukan.
II. FLUIDA
FLUIDA STATIS
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan
gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan
dinamis.
TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis ( Ph)
adalah tekanan yang dilakukan zat cair pada bidang dasar tempatnya.
PARADOKS HIDROSTATIS
Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak
tergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi
tergantung pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h )
dan massa jenis zat cair ( )
dalam bejana.
Ph = g h
Pt = Po + Ph
F = P h A = g V
|
= massa jenis zat cair
h = tinggi zat cair dari permukaan
g = percepatan gravitasi
Pt = tekanan total
Po = tekanan udara luar
|
|
HUKUM PASCAL
Tekanan yang dilakukan pada zat cair akan
diteruskan ke semua arah sama.
P1 = P2 F1/A1 =
F2/A2
HUKUM ARCHIMEDES
Benda di dalam zat cair akan mengalami
pengurangan berat sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
Tiga keadaan benda di dalam zat cair:
a. tenggelam: W>F b > z
b. melayang: W = F b = z
c. terapung: W=F b.V=z.V' ;b<z
|
|
W = berat benda
F = gaya ke atas = z . V' . g
b = massa jenis benda
z = massa jenis fluida
V = volume benda
V' = volume benda yang berada dalam fluida
Akibat adanya gaya ke atas ( F ), berat
benda di dalam zat cair (Wz) akan berkurang menjadi:
Wz = W - F
Wz = berat benda di dalam zat cair
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan
permukaan ( ) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada
permukaan zat cair persatuan panjang(l)
= F / 2l
KAPILARITAS
Kapilaritas
ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam tabung kapiler yang
dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi dan kohesi.
y =
2 cos / g r
y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)
= tegangan permukaan (N/m)
= sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
FLUIDA
DINAMIS
Sifat Fluida Ideal:
- tidak dapat ditekan (volume tetap karena
tekanan)
- dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
- mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
- kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama
HUKUM BERNOULLI
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir
dengan kecepatan berbeda dalam suatu pipa.
P
+ g Y + 1/2 v2 = c
P = tekanan
1/2 v2 = Energi kinetik
g y = Energi potensial
|
tiap
satuan
waktu
|
|
CEPAT ALIRAN (DEBIT AIR)
Cepat aliran (Q) adalah volume fluida yang
dipindahkan tiap satuan waktu.
Q = A . v
A1 . v1 = A2 .
v2
v = kecepatan fluida (m/det)
A = luas penampang yang dilalui fluida
Untuk zat cair yang mengalir melalui sebuah
lubang pada tangki, maka besar kecepatannya selalu dapat diturunkan dari Hukum
Bernoulli, yaitu:
v = 2gh)
|
h = kedalaman
lubang dari permukaan zat cair
|
Contoh:
1. Sebuah kolam air berdinding bujursangkar
dengan panjang 15 m, tingginya 7,5m.Tentukanlah tekanan air 4,5 m di bawah
permukaan air!
Jawab:
P = g . h = 103 . 10 .
4,5
P = 4,5.104 N/m2
2. Air mengalir sepanjang pipa horisontal, penampang
tidak sama besar. Pada tempat dengan kecepatan air 35 cm/det tekanannya adalah
1 cmHg. Tentukanlah tekanan pada bagian pipa dimana kecepatan aliran airnya 65
cm/det.(g = 980 cm/det2) !
Jawab:
P1 = 1 cmHg = 1.13,6.980 dyne/cm2
P1 = 13328 dyne/cm2
v1 = 35 cm/det; v2 =
65 cm/det
Prinsip Bernoulli:
P1 + pgy1 + 1/2v12 =
P2 + gy2 + 1/2v22
Karena y1 = y2 (pipa
horisontal), maka:
P1 - P2 =
1/2 (V22 - V12)
P1 - P2 = 1/2 1 (652 352)
P1 - P2 = 1/2 3000
P1 - P2 = 1500 dyne/cm2
Jadi:
P2 = P1 - 1500
P2 = 13328 - 1500
P2 = 11828 dyne/cm
P2 = 0,87 cmHg
III. TERMODINAMIKA
Termodinamika (bahasa Yunani:
thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas,
kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan
mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang
meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama
dalam termodinamika.
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph
Black. Asas ini menjabarkan:
* Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
* Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas
benda panas
* Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan
Rumus Asas Black =
(M1 X
C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)
Catatan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I
Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi
energi)".
Keterangan :
delta U = Perubahan energi dalam
Q =
Kalor
W =
Kerja
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan Hukum Kekekalan Energi dan
ketepatannya telah dibuktikan melalui banyak percobaan (seperti percobaan om
Jimi Joule). Perlu diketahui bahwa hukum ini dirumuskan pada abad kesembilan
belas, setelah kalor dipahami sebagai energi yang berpindah akibat adanya perbedaan
suhu.
HUKUM
II TERMODINAMIKA
Kalor berpindah dengan sendirinya
dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah; kalor tidak akan berpindah
dengan sendirinya dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi (Hukum
kedua termodinamika
DAFTAR PUSTAKA
asepard.blogspot.co.id